Artikel sederhana ini diijinkan untuk di Share, sehingga saya share lengkap dengan sumbernya.
---
Penting Nih Sob, Mohon dishare ya !
Modus Korupsi Baru, Mafia Kasir,
Mayoritas korban Adalah Laki - laki
Jemarinya lincah input data di komputer, monitor kasir itu
tak mengarah kepada kami sebagai konsumen. Iapun berucap: “44 ribu”.
Saya mempercayainya sebab saya percaya semua kasir, termasuk Sang Kasir
yang bekerja di sebuah rumah makan di Jalan Maddukelleng, Makassar,
kemarin. Berpuluh tahun saya tak pernah complain. Saya sangat meyakini,
mereka (kasir) bekerja dengan profesional. Mereka tak akan bekerja
asal-asalan dus abal-abal.
Saya tapaki anak tangga dari Lantai II, sedang istri saya belum beranjak
dari depan kasir. Sepertinya mereka berbincang serius. Saya menunggui
istri saya di Lantai I. Istriku menghampiriku, ia tegas berpesan
kepadaku: “Papa harus periksa dan baca baik-baik setiap struk yang
diberikan kasir…!”. Saya belum mengerti apa maksud ucapan istri saya
ini. “Ayo kita jalan pa. Nanti mama ceritakan”, jelasnya.
Dalam
perjalanan, istri saya menceritakan kejadian ringan di rumah makan itu.
Kasir menambahkan item pembelian yang sama sekali kami tak memesan item
yang tertulis di struk itu. Jumlahnya tak seberapa, hanya 3 ribu rupiah.
“Kok bisa ma?”, tanyaku.
Istri sayapun menguraikan panjang kali
lebar. Modus operandi serupa itu telah sering terjadi, ia menjumput
referensi dari berbagai pengalamannya hingga ia selalu membaca setiap
struk yang diberikan kasir kepadanya. Tersentak saya ketika menyimak
ucapan-ucapannya yang berhubungan dengan Aksi Tipu-tipu Sang Kasir.
Ia yang bekerja di sebuah perusahaan waralaba, kian meyakinkanku bahwa
istri saya tak mengada-ada. Ia sertakan berbagai fakta-fakta transaksi
kamuflase nan buram dari kasir ke kasir. “Laki-laki paling banyak korban
struk transaksi”, kata istri saya. “Karena laki-laki praktis dan malas
periksa struk belanja”, lanjutnya. Saya ‘tersinggung dan tersentil’
dengan ucapan istri saya ini.
Pengalaman istri saya ini antara
lain diminta membayar 16 ribu namun struk tak diperlihatkan oleh kasir.
Istri saya minta struk, Sang Kasir dengan berat hati menyerahkannya.
Kasir menambahkan sebotol air mineral seharga 3 ribu walau istri saya
tak pernah memesan air mineral. Dengan santainya kasir bertanya: “Ibu
tidak pesan air mineral yah?”. Akhirnya kasir mengembalikan uang 3 ribu
kepada istri saya.
Istri saya pernah belanja di Alfamart, item
belanja ditambahkan oleh kasirnya. “Mana struknya?”, tanya istriku.
“Maaf Bu, komputer kami trouble”, ucap kasirnya. “Kalau komputermu
trouble, kenapa tidak lapor ke KORWIL”, sergah istri saya. Kasirnyapun
kaget karena istri saya menggunakan istilah KORWIL, sebuah ensiklopedi
Alfamart yang ‘disegani/ditakuti’ oleh para karyawan toko di perusahaan
PT.SAT (Sumber Alfaria Trijaya).
Sandiwara Sang Kasir
Istri sayapun menguraikan bahwa perilaku-perilaku kasir demikian piawai
mengelabui konsumen. Perilaku tersebut sengaja membuang struk, tidak
memperlihatkan monitor ke konsumen, berpura-pura sibuk setiap selesai
input data transaksi, ia hindari complain dari konsumen. Jika ada
konsumen complain, jawaban mereka sudah siap. Menurut istri saya,
jawaban standar para kasir adalah permohonan maaf.
Jika bertemu
dengan konsumen yang ngotot, alot dan keras. Konsumen serupa ini
biasanya melabrak kasir dengan ucapan sarkastik setajam silet. Dalam
kondisi emergensi ini, atasan akan datang dan berpura-pura memarahi
kasir. Penjelasan istri saya secara empirik membuat saya terdiam. Di
pikiran saya hanyalah sebuah tanya, serupa itukah modus operandi pada
yang bernama oknum kasir?.
Terbayang jika kasir menambahkan 2
ribuan setiap struk belanja per pembeli. Alangkah melimpahnya
‘pendapatan’ sang kasir setiap harinya. Pertanyaan selanjutnya, apakah
tindakan ini pribadi atau aksi kolaborasi sesama mereka?.Tuturan
kasarnya adalah Mafia Kasir.
Sumber : http://www.suaranews.com/2015/03/modus-korupsi-baru-mafia-kasir.html
Semoga bermanfaat.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »