--
Dokter Lie merupakan seorang dokter yang bisa menginspirasi semua orang. Semoga makin bertambah dokter-dokter seperti beliau di Indonesia agar bisa menjadi Negara yang lebih baik kedepan.
Berikut Biografi Singkat Beliau yang saya kutip dari sebuah sumber di Facebook.
Dokter Lie Dharmawan sosok seorang dokter yang mungkin bagi penulis
sendiri bisa dikatakan sebagai 'malaikat' bagi kaum miskin. Perjalanan
hidupnya sangat menginspirasi dan menarik untuk disimak. Bernama
lengkap Dr. Lie Augustinus Dharmawan, Ph.D, Sp.B, Sp.BTKV dengan nama
kecil yakni Lie Tek Bie. Beliau lahir di Kota Padang pada tanggal 16
april 1946. Dr. Lie Dharmawan ini terlahir dalam keluarga yang amat
miskin dan serba kekurangan. Lie Dharmawan mempunyai saudara berjumlah
enam orang, ketika ia berumur sepuluh tahun, ayahnya meninggal dunia
jadi hanya ibunyalah seorang diri yang hanya tamatan Sekolah Dasar
berjuang keras menyekolahkan ketujuh anaknya yang masih sangat kecil
termasuk dr. Lie Dharmawan sendiri. Semua perkerjaan ia lakoni demi
bertahan hidup dan demi anak-anaknya termasuk mencuci baju, memasak,
membuat kue, hingga menjadi pencuci piring.
Kehidupan Lie Dharmawan ketika Kecil :
Demi kelangsungan hidup keluarganya, Lie Dharmawan kecil sempat
membantu ibunya berjualan kue, ia kagum terhadap perjuangan keras ibunya
yang ia anggap tak pernah menyerah dan putus asa dalam menghadapi
sesuatu juga sering mengasihi oranm-orang miskin di sekitarnya. Ia
sendiri tidak mengerti kenapa ibunya mempunyai filosofi seperti itu.
Tekad Lie Dharmawan untuk menjadi dokter datang ketika ia melihat
masyarakat disekitarnya sulit untuk pergi ke dokter di rumah sakit yang
disebabkan karena faktor kemiskinan. Hal ini kemudian menyebabkan
masyarakat terpaksa untuk pergi berobat ke dukun karena biayanya yang
murah dan juga sebagai alternatif pengobatan. Sebab lain mengapa Lie
Dharmawan ingin menjadi dokter karena ia melihat sendiri adiknya
meninggal karena penyakit diare aku dan telambat ditangani oleh dokter.
kedua hal itulah yang membuat lie darmawan bertekad kuat untuk menjadi
dokter. Namun apadaya ketika di sekolah ia menyampaikan cita-citanya
ingin menjadi dokter, ia hanya mendapatkan tertawaan dari teman temannya
seisi kelas, disebabkan karena ia miskin sehingga tidak bisa masuk ke
jurusan kedokteran. Namun kelak, ia benar benar membuktikan cita citanya
itu.
Jalan Panjang Menjadi Seorang Dokter :
Lie Dharmawan
pun sadar bahwa cita citanya untuk menjadi dokter bisa dikatakan sangat
berat, namun seberapa berat masalah jika dengan tekad kuat dan kerja
keras pasti akan tercapai karena yang namanya kerja keras tak pernah
menghianati pengorbanan, selalu ada hasil manis dari pengorbanan itu.
Selain belajar dengan keras, setiap pukul enam pagi hari, ia selalu
pergi ke gereja yang berada didekat sekolahnya dan kemudian berdoa
dengan doa yang sama yang selalu ia ulang-ulang selama bertahun-tahun.
"Tuhan, aku mau jadi dokter yang kuliah di Jerman"
Di tahun 1965, Lie Dharmawan kemudian lulus SMA dengan prestasi yang
cemerlang, berkali-kali ia mendaftar di fakultas kedokteran yang ada
dipulau Jawa namun ia tidak pernah diterima. Kesempatan kuliah akhirnya
ada ketika ia diterima masuk di fakultas Kodekteran di Universitas Res
Publica (URECA) dimana universitas ini didirikan oleh para petinggi
organisasi Badan Permusjawaratan Kewarganegaraan Indonesia tahun 1958
namun baru bebrapa hari kuliah, kampusnya dibakar oleh massa. Akhirnya
ia tidak dapat melanjutkan kuliuahnya, dan Lie Dharmawan kemudian
memutuskan untuk menjadi pekerja serabutan untuk mengupulkan uangnya
membeli tiket ke Jerman untuk melanjutkan cita-citanya.
Kuliah Kedokteran Di Jerman :
Di usianya yang ke 21 tahun, Lie Dharmawan pun mendaftarkan diri ke
sekolah kedokteran di Berlin Barat, Jerman namun tanpa dukungan
beasiswa. Dengan tekad yang kuat ia akhirnya diteriman di fakultas
Kedokteran Free University, Berlin Barat. Dan untuk memenuhi biaya
kuliah dan kehidupan sehari-harinya, Lie Dharmawan kemudian bekerja
sebagai kuli bongkar muat barang. pada kesempatan lain, Lie juga bekerja
di sebuah panti jompo yang salah satu tugasnya adalah membersihkan
kotoran orang tua berusia 80 tahunan.
Lie Dharmawan tetap
berprestasi sekalipun sibuk bekerja, sehingga ia mendapat beasiswa, itu
semua ia gunakan untuk biaya sekolah adik-adiknya. Tahun 1974, Lie
berhasil menyelesaikan pendidikannya dan mendapat gelar M.D. (Medical
Doctor). Empat tahun setelahnya, Lie sukses menyandang gelar Ph.D.
Melalui perjuangan tanpa kenal lelah selama sepuluh tahun, Lie akhirnya
lulus dengan membanggakan diaman ia lulus empat spesialisasi yakni ahli
bedah umum, ahli bedah toraks, ahli bedah jantung dan ahli bedah
pembuluh darah. Cita cita semasa kecilnya akhirnya tercapai.
dr. Lie Dharmawan Kembali Ke Indonesia :
Selama enam bulan Lie di Semarang kemudian ke RS Rajawali, Bandung.
Tahun 1988, Lie berkarir di RS Husada, Jakarta hingga saat ini. Kegiatan
sosial pertama Lie sebagai seorang dokter bedah di Indonesia dilakukan
saat mengoperasi secara cuma-cuma seorang pembantu rumah tangga tahun
1988. Selanjutnya, Lie juga terus mengupayakan bedah jantung terbuka
(bedah di mana jantung dihentikan dari pekerjaannya untuk dibuka untuk
diperbaiki). Bedah semacam ini melawan arus karena butuh peralatan yang
lebih canggih dan mahal, namun harus dilakukan dalam operasi skala
besar. Tahun 1992, Lie akhirnya sukses melangsungkan bedah jantung
terbuka untuk pertama kalinya di rumah sakit swasta di Jakarta.
Mendirikan yayasan DoctorSHARE dan Rumah Sakit Apung :
Jangankan berobat, jika makan sehari-hari pun sulit. Kesadaran ini
menerpa batin Lie begitu kuat hingga akhirnya bersama Lisa Suroso (yang
juga aktivis Mei 1998) mendirikan sebuah organisasi nirlaba di bidang
kemanusiaan dengan nama doctorSHARE atau Yayasan Dokter Peduli—sebuah
organisasi kemanusiaan nirlaba yang memfokuskan diri pada pelayanan
kesehatan medis dan bantuan kemanusiaan. DoctorSHARE bekerja didasarkan
pada prinsip-prinsip kemanusiaan dan etika medis. DoctorSHARE memberikan
pelayanan medis secara cuma-cuma di berbagai wilayah Indonesia. Selain
pengobatan umum di berbagai sudut Indonesia, program awal DoctorSHARE
adalah pendirian Panti Rawat Gizi) di Pulau Kei, Maluku Tenggara.
Lie Darmawan tidak pernah lupa kata-kata Ibunya sejak kecil yang ia
pegang terus sampai ia berhasil menjadi dokter dengan keahlian empat
spesialis bedah.
"Lie, kalau kamu jadi dokter, jangan memeras
orang kecil atau orang miskin. Mungkin mereka akan membayar kamu
berapapun tetapi diam-diam mereka menangis di rumah karena tidak punya
uang untuk membeli beras".
Inspirasi ini melekat kuat dalam benak
Lie. Bersama DoctorSHARE, Lie mendirikan Rumah Sakit Apung (RSA)
Swasta, yang diberi nama KM RSA DR. LIE DHARMAWAN. Pelayanan medis dalam
RSA dilakukan dengan cuma-cuma. Dari koceknya, ia mewujudkan mimpi yang
muskil, membangun rumah sakit apung. Kemudian berlayarlah Lie Dharmawan
mengunjungi pulau-pulau kecil di Nusantara, mengobati ribuan warga
miskin yang tak memiliki akses pada pelayanan medis. Tujuan didirikannya
RSA ini adalah untuk melayani masyarakat yang selama ini kesulitan
mendapat bantuan medis dengan segera karena kendala geografis dan
finansial, terutama untuk kondisi darurat, khususnya bagi masyarakat
prasejahtera yang tersebar di kepulauan di Indonesia. Rumah Sakit Apung
milik dr. Lie hanyalah sebuah kapal sederhana yang terbuat dari kayu,
yang di dalamnya disekat-sekat menjadi bilik-bilik yang diperuntukkan
untuk merawat pasien-pasien inap ataupun pasien-pasien pasca operasi.
Sehingga dr. Lie dianggap sebagai dokter gila, karena keberaniannya
menggunakan kapal kayu mengarungi pelosok negeri ini untuk membantu
saudara-saudara kita yang kurang mampu tetapi memerlukan pelayanan
kesehatan segera.
Itulah sekilas biografi singkat mengenai dr.
Lie Dharmawan, semoga dengan membaca biografi dr. Lie Dharmawan kita
semua memperoleh inspirasi atau informasi yang bermanfaat.
Sumber : --https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1459388167688533&set=a.1385306638430020.1073741832.100008520914156&type=1&fref=nf--
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »